Sabtu, 08 Januari 2011

P I C T U R E S Q U E (1)


Hari ini adalah hari pertamaku bekerja paruh waktu di sebuah galeri lukis di Bali. Galeri ini mempunyai dua daun pintu yang besar sekali, dengan ukiran yang sangat detail. Pintunya terbuka satu. Aku masuk ke dalam galeri itu. Tepat di depanku ada lukisan huruf yang berjejer, P I C T U R E S Q U E. Picturesque, itu adalah nama galerinya.
Di sebelah kiriku ada lukisan anak kecil yang seakan-akan menyambut kedatangan pengunjung galeri itu. Tepat di depanku, di depan lukisan Picturesque tadi ada meja dari kayu yang simpel dan unik. Di atasnya ada majalah-majalah seni internasional, dan ada katalog dari galeri ini.
     Di dalam galeri itu tercium bau lavender dari alat aroma terapi elektrik yang memunculkan asap. Lalu aku melihat tulisan this way dengan tanda panah ke dalam lorong di sebelah kananku dan aku memasuki lorong itu. Sebenarnya lorong ini terbentuk dari jejeran lukisan-lukisan yang menggantung. Dan ada banyak jendela di sisi-sisi bangunan unik ini.
     Koleksi lukisan di galeri ini kira-kira berisi ratusan lukisan dan puluhan patung. Aku masih mengitari galeri sudut demi sudut. Bila diperhatikan, galeri ini berbentuk bulat dan pusatnya adalah patung besar setinggi 2 meter. Aku tidak mengerti bentuknya, aneh sekali buatku.
     Sudah cukup lama aku disini, namun tidak ada satupun orang yang aku lihat. Di sudut ruangan ada pintu dorong, seperti pintu bar yang mempunyai dua daun pintu. Aku mendorong pintu itu. Tepat di hadapanku ada seorang laki-laki berambut gondrong sedang menyapu-nyapu kuasnya di atas kanvas setinggi badannya.
     Aku tidak menyangka ada tempat seperti ini di galeri sebagus Picturesque. Ruangan ini lebih cocok disebut bengkel. Berantakan sekali. Di tengah-tengah ruangan yang cukup luas ini ada meja dari kayu jati berbentuk bulat. Di atas meja itu menumpuk cat-cat acrylic, kuas-kuas bekas pakai yang tidak dicuci dan lukisan-lukisan yang masih basah membuat meja itu yang tadinya coklat tua tercoret oleh warna warni cat yang menempel.
     Di sebelah kanan dan kiri ruangan ini ada jendela besar yang meneruskan cahaya matahari dari luar ruangan. Di sebelah kiri ada meja dan kursi pantai dan di sebelah kanan ada dua mobil Volkswagen dan satu sepeda motor vespa. Di ujung ruangan ada pintu kaca yang didorong seperti pintu rumah orang jepang yang membebaskan pandangan ke pantai yang mendeburkan ombak besar.
     Lalu laki-laki tadi menoleh ke arahku. “Oh, kamu sudah datang. Ini masih pagi, belum ada orang yang datang.” katanya. Aku sedikit kaget dan gugup, tetapi aku menjawabnya “I..Iya, kepagian ya?” Dia hanya tersenyum dan berkata “Jangan kaget, ini tempatku bekerja. Seperti gudang saja tempat ini. Nanti kamu mulai bekerja dari jam sembilan. Hari ini ada pameran, nanti juga banyak pengunjung dari luar negri.” Ah, lucu sekali caranya berbicara walaupun mukanya seram. Dia mungkin hanya beberapa tahun lebih tua dariku. Sepertinya aku akan senang bekerja paruh waktu di galeri ini sambil menyelesaikan kuliahku.